Connect with us

Berita Terkini

Satu Rasa Satu Nusantara Jadi Semboyan Dalam Semangat Keluarga Pancasila

Sorotjakarta,-
Konsep “Keluarga Pancasila” sebenarnya tidak baru, meskipun Presiden Prabowo Subianto mungkin memperkenalkannya dalam konteks yang lebih luas. Istilah ini sering digunakan untuk menggambarkan kesatuan bangsa Indonesia berdasarkan Pancasila, sebagai ideologi negara yang mempersatukan berbagai kelompok masyarakat dalam keberagaman.

Demikian dikatakan Wakil Ketua Pokja Agama, Majelis Rakyat Papua, Izak R. Hikoyabi, SE., M., KP pada media ini melalui WhatsApp Minggu, 28/12/2024

Lebih lanjut kata Putra Asli Bumi Cendrawasih ini, beberapa tokoh nasional dan pemimpin sebelumnya juga sering menekankan pentingnya persatuan dan kesatuan dalam bingkai Pancasila. Berikut adalah beberapa contoh:

1. Soekarno (Presiden Pertama Republik Indonesia): Soekarno sering berbicara tentang Pancasila sebagai dasar negara yang mengikat seluruh rakyat Indonesia, terlepas dari perbedaan suku, agama, dan budaya. Dalam pidato-pidatonya, Soekarno menyebutkan pentingnya Pancasila sebagai landasan untuk mencapai persatuan nasional.

2. Soeharto (Presiden Kedua Republik Indonesia): Selama pemerintahan Soeharto, Pancasila sering disebut sebagai dasar ideologi negara dan juga menjadi simbol persatuan bangsa Indonesia. Meskipun Soeharto tidak menggunakan istilah “Keluarga Pancasila” secara spesifik, semangat persatuan dalam Pancasila sangat ditekankan dalam kebijakan Orde Baru.

3. B.J. Habibie (Presiden Ketiga Republik Indonesia): Habibie menekankan pentingnya Pancasila sebagai pedoman dalam memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa Indonesia. Meskipun lebih menekankan pada reformasi dan demokratisasi, beliau tetap mengingatkan tentang pentingnya Pancasila dalam kehidupan berbangsa.

4. Megawati Soekarnoputri (Presiden Kelima Republik Indonesia): Megawati juga sering mengingatkan bahwa Pancasila adalah ideologi yang mengikat seluruh bangsa Indonesia, mengajarkan nilai-nilai gotong royong dan kebersamaan dalam keberagaman.

“Istilah “Keluarga Pancasila” yang digunakan oleh Presiden Prabowo bisa dilihat sebagai bentuk penguatan kembali ide tentang persatuan dalam kebhinekaan, yang memang sudah menjadi semangat utama dalam kehidupan berbangsa dan bernegara di Indonesia sejak lama. Namun, istilah ini bisa jadi lebih diperkenalkan atau ditekankan dalam konteks kepemimpinan beliau.” Kata Izak lagi.

Pentingnya Keluarga Pancasila dalam Mempererat Keberagaman, Adat, Suku, dan Budaya: Satu Rasa, Satu Nusantara

Indonesia, dengan segala keberagamannya, merupakan sebuah bangsa yang dibangun di atas dasar Pancasila sebagai ideologi negara. Pancasila tidak hanya menjadi pedoman dalam kehidupan berbangsa dan bernegara, tetapi juga menjadi landasan dalam mempererat persatuan di tengah keberagaman yang ada. Dalam konteks ini, konsep “Keluarga Pancasila” menjadi sangat penting untuk menyatukan seluruh elemen masyarakat Indonesia, terlepas dari perbedaan suku, agama, budaya, dan adat istiadat yang ada. Dengan semangat Keluarga Pancasila, kita dapat merayakan keberagaman dan memperkokoh persatuan sebagai satu bangsa, satu rasa, satu nusantara.

1. Pancasila sebagai Dasar Persatuan dalam Keberagaman

Keberagaman Indonesia, yang terdiri dari berbagai suku, agama, bahasa, dan budaya, seringkali menjadi tantangan dalam membangun rasa persatuan dan kebersamaan. Namun, Pancasila hadir sebagai pedoman yang mengikat seluruh rakyat Indonesia. Setiap sila dalam Pancasila memiliki nilai-nilai yang dapat menjadi dasar untuk membangun hubungan harmonis antar berbagai kelompok masyarakat.

Sila pertama, Ketuhanan yang Maha Esa, mengajarkan kita untuk menghargai dan menghormati kebebasan beragama dan kepercayaan, yang merupakan fondasi penting dalam masyarakat Indonesia yang plural.

Sila kedua, Kemanusiaan yang Adil dan Beradab, menegaskan pentingnya perlakuan yang adil dan beradab terhadap setiap individu, tanpa memandang latar belakangnya.

Sila ketiga, Persatuan Indonesia, menekankan pentingnya persatuan dalam keragaman, sebuah prinsip yang mendorong kita untuk hidup bersama sebagai satu bangsa, meskipun ada perbedaan.

Sila keempat, Kerakyatan yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam Permusyawaratan/Perwakilan, mengajarkan pentingnya musyawarah dan mufakat, prinsip yang mendorong kita untuk selalu mencari solusi bersama dalam menghadapi berbagai perbedaan.

Sila kelima, Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia, menekankan pentingnya pemerataan keadilan bagi seluruh warga negara, tanpa memandang status sosial, etnis, atau budaya.

Dengan nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila, kita bisa menjaga kebersamaan dan saling menghormati dalam menghadapi perbedaan yang ada. Inilah yang menjadi inti dari semangat “Keluarga Pancasila” mengajak kita untuk menjadi keluarga besar yang saling mendukung dan menghargai.

2. Keluarga Pancasila: Menyatukan Keberagaman dalam Satu Rasa, Satu Nusantara

Istilah “Keluarga Pancasila” merujuk pada sebuah semangat kebersamaan yang lebih dari sekadar hubungan formal antara sesama warga negara. Konsep ini mengajak kita untuk memperlakukan satu sama lain layaknya keluarga, dengan penuh kasih sayang, saling menghormati, dan mendukung dalam menghadapi tantangan hidup bersama. Dengan Keluarga Pancasila, kita diingatkan untuk mengutamakan kepentingan bersama, di atas kepentingan individu atau kelompok tertentu.

Keberagaman adat, suku, dan budaya yang ada di Indonesia bukanlah penghalang, melainkan kekayaan yang harus dijaga dan dirayakan. Setiap suku dan budaya memiliki ciri khas yang membentuk identitas bangsa Indonesia. Namun, dalam kerangka Keluarga Pancasila, keberagaman ini harus dipandang sebagai kekuatan, bukan perpecahan. Pancasila mengajarkan kita untuk menghargai perbedaan sebagai bagian dari kekayaan bangsa, dengan tetap menjaga rasa persatuan.

Satu Rasa, Satu Nusantara menjadi semboyan yang sangat relevan dalam semangat Keluarga Pancasila. Meskipun kita memiliki beragam bahasa, adat istiadat, dan kebudayaan, kita semua memiliki satu tujuan bersama: membangun Indonesia yang lebih baik, lebih sejahtera, dan lebih harmonis. Semangat kebersamaan ini, yang mengedepankan gotong royong dan toleransi, adalah esensi dari Keluarga Pancasila.

3. Membangun Kebersamaan Melalui Keluarga Pancasila

Untuk mewujudkan Keluarga Pancasila yang mempererat keberagaman, setiap individu, komunitas, dan lembaga di Indonesia harus berperan aktif dalam menumbuhkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari. Beberapa langkah konkret yang dapat dilakukan antara lain:

Pendidikan Pancasila: Menanamkan nilai-nilai Pancasila sejak dini melalui pendidikan di sekolah, keluarga, dan masyarakat, sehingga setiap generasi memahami dan menghayati pentingnya hidup dalam kebersamaan.

Dialog Antarbudaya: Mendorong dialog antar suku, agama, dan budaya untuk saling memahami dan menghargai perbedaan, serta membangun solidaritas di antara kelompok-kelompok yang berbeda.

Gotong Royong dan Toleransi: Membangun semangat gotong royong dalam kehidupan bermasyarakat, serta meningkatkan toleransi terhadap perbedaan dalam berbagai aspek kehidupan, baik itu agama, suku, maupun budaya.

Pemimpin yang Bijaksana: Memiliki pemimpin yang dapat mempersatukan berbagai kelompok masyarakat dan menjunjung tinggi nilai-nilai Pancasila dalam setiap kebijakan yang diambil.

4. Kesimpulan

Keluarga Pancasila adalah konsep yang menekankan pentingnya kebersamaan, persatuan, dan penghargaan terhadap keberagaman. Dalam semangat Keluarga Pancasila, setiap warga negara Indonesia diajak untuk mempererat tali persaudaraan dan saling mendukung dalam menjaga keutuhan bangsa. Dengan mengedepankan prinsip Pancasila, kita dapat membangun masyarakat yang adil, makmur, dan harmonis, serta menjaga Indonesia sebagai rumah bersama yang penuh dengan keberagaman, namun tetap satu dalam rasa, satu dalam tujuan.

Satu rasa, satu nusantara itulah Indonesia, yang terbentuk oleh keberagaman, namun dipersatukan oleh semangat Keluarga Pancasila.(yr)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!