Connect with us

Daerah

Rapat Penyusunan Pokok Pikiran Kemajuan Kebudayaan Suku Byak oleh Dewan Adat Kain-kain Karkara Byak (KKB) UU.NO.5 Tahun 2017

Biak,- Sorotjakarta,
Bertempat di Aidoram (rumah Adat) Bar SORIDO-KBS jalan wadido Kabupaten Biak Numfor provinsi Papua, beberapa perwakilan Mananwir (kepala Keret/marga) melakukan rapat penyusunan -pokok pikiran untuk kemajuan kebudayaan suku Biak berdasarkan UU.NO.5 tahun 2017, tentang pemajuan kebudayaan dan undang-undang ini sekaligus sebagai payung hukum pertama di Indonesia yang secara khusus mengatur tentang upaya pemajuan kebudayaan nasional.

Undang-undang ini bertujuan,

•Memajukan kebudayaan nasional di tengah peradaban dunia

•Menjadikan kebudayaan sebagai investasi untuk membangun masa depan dan peradaban bangsa

•Mengakui dan menghargai keragaman budaya Indonesia sebagai kekayaan dan identitas bangsa

•Melindungi, mengembangkan, memanfaatkan,
dan membina kebudayaan nasional

•Mewujudkan masyarakat Indonesia yang berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan.

•Mewujudkan masyarakat Indonesia yang berdaulat secara politik, berdikari secara ekonomi dan berkepribadian dalam kebudayaan.

Dalam rapat tersebut yang di lakukan selama seharian dipimpin langsung oleh kepala suku besar Biak (Manfun kawasa Byak) Apolos Sroyer serta dihadiri oleh beberapa perwakilan Mananwir di beberapa Bar/Wilayah yang juga ikut memberikan masukan serta tanggapan dan mengevaluasi terkait budaya dan bahasa Biak yang sudah hampir punah di era sekarang.

Berikut wawancara kami dengan salah satu tokoh Adat pemerhati bahasa dan budaya Biak bapak Sergius Swabra di Aidoram rumah Adat di wilayah sorido KBS Kamis, tanggal,14/8/25 yang menyampaikan bahwa hari ini jelas pertemuan tersebut membahas tentang budaya dan adat orang/suku Biak, karena terkait bahasa sangat kita peduli,mengapa? Karena Slogan nasional adalah utamakan bahasa Indonesia,dan lestarikan bahasa daerah khusus suku(Biak) maka bagaimana cara kita mengembangkan bahasa Biak ke depan nya, karena saat sekarang penutur-penutur bahasa Biak bahasa Biak sudah berkurang,bahkan bahasa sapaan Biak pun sudah tidak sempurna di ucapkan menggunakan bahasa Biak namun sudah membaur dan bercampur aduk dengan bahasa Indonesia, sehingga bahasa Biak sebenarnya sudah hilang.”kata swabra.

Oleh sebab itu dengan rasa peduli terhadap bahasa Biak,kita harus mendirikan sekolah khusus yang mengajarkan tentang bahasa dan kebudayaan suku Biak kepada generasi Biak saat ini, serta di kaji lebih baik lagi tentang bahasa daerah Biak karena bahasanya gampang serta mudah di mengerti.Oleh karena itu dengan adanya pertemuan ini maka saya sangat berterima kasih kepada para mananwir yang sudah memberikan buah – buah pikiran bagaimana cara untuk tetap mempertahankan bahasa dan budaya suku Biak di era kemajuan global saat ini.

Disamping itu kepada pemuda-pemudi atau generasi penerus suku Biak bahwa mulai saat ini dan kedepannya harus bisa menggunakan bahasa Biak jika perlu sekali-kali berdoa Doa Bapa kami dengan menggunakan bahasa Biak lalu meminta kepada Tuhan, Saya mau bicara dan latihan agar dapat bisa bicara menggunakan bahasa khusus nya bahasa Biak maka roh Tuhan akan menuntun kita dalam menggunakan bahasa Biak.”pinta swabra.

Di samping itu Dance Warnares sekretariat Kain-kain Karkara Byak (KKB) bar Wamurem menggunakan bahwa sesungguhnya budaya adalah sebuah jati diri kita,oleh sebab itu budaya harus di pertahankan sampai selamanya,jika budaya itu hilang maka jati diri dari satu suku bangsa tertentu tidak ada nilainya maka budaya harus di hargai karena akhir-akhir ini khususnya suku Biak banyak warga masyarakat terutama generasi muda sebagai generasi penerus sudah kehilangan jati dirinya mengapa demikian? Karena secara tidak sadar mereka sudah tidak tahu bahasa ibunya yaitu bahasa Biak,oleh sebab itu selaku tua-tua adat yang masih ada di kabupaten Biak tetap selalu memberikan pendidikan non formal untuk kemajuan bahasa nya di daerah ini.”harap Warnares,

Selama ini yang sering di nampak kan di dalam ada suku Biak masih sebatas tari-tarian,lagu,apen Bayern,snap mor namun yang lebih di prioritaskan lagi adalah Bahasa itu sendiri karena jangan sampai Bahasa Biak itu punah, karena bahasa merupakan jati diri kita sebagai suku Biak.

Ada 250 suku di tanah Papua namun menurut Dance Warnares,suku tertua adalah suku Biak mengapa demikian? Karena suku ini memiliki keunikan tersendiri yaitu satu bahasa baik dari Biak bagian Barat,timur,Selatan,Utara,barat, Numfor,Raja Ampat namun di bedakan dengan ragam/dialognya masing-masing. Kalau daerah lain di tanah Papua 1 kampung beda bahasa dengan kampung sebelah.

Dewan Adat Byak Kain-kain Karkara Byak (KKB) berharap ada perhatian khusus dari pemerintah baik itu pemerintah kabupaten Biak, Supiori dan Raja Ampat terkait membangun sekolah bahasa Biak.kalaupun tidak membangun sekolah nya biar ada topangan ke lembaga tersebut yang sedang di bentuk ini agar bisa berjalan sesuai program-program kebudayaan khusus suku Biak ke depan nya di berbagai pelosok daerah yang didiami oleh suku-suku Biak.” harap Dance.(Echa.R/Hein.M/ H.W.K)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Content is protected !!