Sorotjakarta,-
Anemia aplastik adalah kegagalan sumsum tulang belakang untuk memproduksi 3 jenis sel darah: sel darah merah (eritosit), sel darah putih (leukosit), keping darah (trombosit) yang bisa didapat karena keturunan (genetik) atau didapat selama hidup karena penyakit menular / tidak menular, efek kemoterapi dan radioterapi pada kanker, autoimun, konsumsi obat-obatan / zat kimia, dan infeksi lainnya.
Praktisi Kesehatan Masyarakat, dr. Ngabila Salama menyebut, Kondisi ini sangat jarang < 15.000 orang per tahunnya di Indonesia atau 5 kasus per 100.000 penduduk sehingga sulit dikenali gejalanya.
Ia menghimbau kepada masyarakat untuk mencegah sakit dengan pola hidup bersih sehat dan CERDIK setiap hari sehingga terhindar dari penyakit menular, tidak menular, termasuk kanker.
"Hindari penggunaan antibiotik, zat kimia, obat-obatan tanpa resep dokter." Kata Ngabila.
Cegah meninggal dengan deteksi dan pengobatan dini. Skrining berkala per 6 bulan perlu dilakukan.
Gejala kurang darah merah 6L: lemah, letih, lesu, lemot, letoy, loyo
Gejala kurang darah putih: mudah sakit dan terkena infeksi menular seperti batuk pilek dan diare
Gejala kurang keping darah: mudah memar, kebiruan pada kulit bahkan tanpa benturan / sebab yang jelas (lebam / memar / perdarahan spontan), sering mimisan, dll
Pada kondisi diatas segera periksakan darah lengkap secara GRATIS dengan BPJS di puskesmas terdekat atau mandiri (biaya pemeriksaan sangat terjangkau untuk ini).
Program deteksi dini dari pemerintah diberikan melalui program catin / calon pengantin dengan pemeriksaan darah kedua calon, juga pemeriksaan ibu hamil.
Pada anak dengan riwayat keturunan kanker (apalagi kanker darah) / autoimun lakukan skrining darah berkala 6-12 bulan sekali hematologi lengkap, bahkan sesuai anjuran dokter bisa jadi diperiksakan bone marrow puncture dan Red Blood Cell Distribution Width (RDW) untuk mengukur kisaran ukuran sel darah merah.