Sorotjakarta,-
Film ini berangkat dari julukan Banjarmasin yang terkenal dengan sebutan “Kota Seribu Sungai”, Ibaratkan sungai yang mengalir itu layaknya mimpi.
Mimpi dan cita-cita anak harusnya mengalir lepas seperti sungai tersebut. Sehingga maksud dari film ini adalah menyatukan gelombang besar membawa mimpi-mimpi anak.
Film ini akan menceritakan ketiga anak yang bernama Bunga, Arian dan Kejora yang sangat antutias dengan mimpinnya masing-masing. Namun perjuangan mereka tidak mudah karena mereka punya orang tua yang berbeda pendapat dengan mereka.
Wali Kota H Ibnu Sina menuturkan, pembuatan film JSS merupakan rencana yang terendap sejak lama. “Kira-kira sejak 3 sampai 4 tahun yang lalu direncanakan,” ujar dia.
Film ini, lanjut dia, sebagai bentuk dukungan Pemko Banjarmasin terhadap perkembangan seni, budaya, para sineas dan ekonomi kreatif. “Kami beri ruang seluas-luasnya agar sama-sama berkembang,” ucapnya.
Ibnu Sina berharap, pada saat penayangan nanti, warga Kota Banjarmasin secara bersama-sama dapat menikmati alur cerita dari Film JSS tersebut. Apalagi, Film itu sebagai cerminan Kota Banjarmasin. Bahwa anak-anak Seribu Sungai tak kalah hebat. Juga ramah terhadap penyandang disabilitas.
“Sesuai komitmen kami ‘No Left Behind’, unsur inklusivitas tercermin dalam film ini lewat karakter Bunga. Semoga JSS menghibur,” katanya.
Diibuat untuk memperkenalkan ikon dari Daerah Banjarmasin. Oleh karena itu Pemerintah Kota Banjarmasin bekerja sama dengan Radepa studio untuk melakukan syuting film ini di Kota Banjarmasin.
Film ini kemudian dijadwalkan tayang di Bioskop XXI pada tanggal 20 Juli 2023 mendekati Hari Anak Sedunia.(bdi)
