Connect with us

Nasional

Belantara Foundation Paparkan Program Agroforestri Lahan Gambut di COP27 UNFCCC Sharm el-Sheikh, Mesir

Sorotjakarta,-
Paviliun Indonesia hadir selama dua pekan dalam acara COP ke-27, United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) mulai 6 November 2022 hingga 18 November 2022. Paviliun Indonesia yang mengusung tema “Stronger Climate Actions Together” ini menyuarakan berbagai aksi, strategi, inovasi dan capaian sebagai wujud nyata memimpin aksi iklim mencegah kenaikan suhu global kepada dunia Internasional.

Paviliun Indonesia juga menampilkan kebijakan dan hasil nyata kerja yang telah dilakukan Indonesia, serta membuka jalan bagi ambisi iklim masa depan bersama-sama para pihak.

Pada kesempatan ini, Belantara Foundation diajak oleh Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI untuk hadir dan memaparkan program restorasi gambut di lahan Hutan Kemasyarakatan (HKm) dengan pola agroforestri kepada dunia internasional.

Pemulihan lahan gambut di kawasan hutan produksi yang dikelola masyarakat melalui skema perhutanan sosial seperti HKm sangat berpotensi memberikan kontribusi yang menjanjikan dalam mencapai target Forestry and Other Land Use (FOLU) Net Sink 2030.

Keberadaan lahan gambut sangat penting bagi upaya global untuk memerangi perubahan iklim dan mencapai Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (SDGs) lainnya, mengajak dan membantu dalam transisi menuju masyarakat rendah karbon, menurunkan suhu lingkungan di daerah sekitar, memberikan solusi berbasis alam termasuk mengatur sistem hidrologi tanah, memasok makanan, serat dan produk lokal lainnya yang menopang perekonomian, perlindungan dari panas yang ekstrem, meminimalkan risiko banjir dan kekeringan serta mencegah intrusi air laut.

Belantara Foundation bersama Gabungan Kelompok Tani Hutan (Gapoktanhut) Wono Lestari dan pemangku kepentingan setempat yang didukung oleh KPHP Tanjung Jabung Timur Unit XIV, One Tree Planted dan APP Sinarmas mengembangkan program proteksi dan restorasi lahan gambut melalui agroforestri. Program ini berada di wilayah perhutanan sosial yaitu hutan kemasyarakatan seluas 93 ha di Desa Jati Mulyo, Provinsi Jambi. Wilayah ini juga berdampingan dan berdekatan dengan Hutan Lindung Gambut Londrang yang merupakan bagian dari salah satu kawasan hidrologi gambut penting di Provinsi Jambi.

Pada tahun 2018, Gapoktanhut Wono Lestari di Desa Jati Mulyo, Kecamatan Dendang, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Jambi telah memperoleh izin pengelolaan Hutan Kemasyarakatan selama 30 tahun dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI. Hutan Kemasyarakatan adalah hutan negara yang dikelola masyarakat dengan melalui perhutanan sosial, yang pemanfaatannya ditujukan untuk pemberdayaan masyarakat lokal dengan memberikan hak kepada masyarakat dalam menggunakan lahan secara lestari dan berkelanjutan sehingga dapat mempertahankan fungsi hutan dan lingkungan, serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

“Melalui skema perhutanan sosial, masyarakat lokal di Indonesia dapat memiliki hak untuk mengelola dan memanfaatkan, yang secara bersamaan dapat berkontribusi dalam memulihkan kawasan hutan. Skema ini menawarkan kondisi yang memungkinkan untuk restorasi lahan gambut jangka panjang, tidak hanya selaras dengan agenda global dalam mitigasi iklim tetapi juga mampu mendorong peningkatan sosial ekonomi masyarakat lokal yang berkelanjutan”, kata Direktur Eksekutif Belantara Foundation, Dolly Priatna dalam paparannya pada sesi Talkshow & Discussion dengan tema “Mycorrhizas for Carbon Stock Improvement and Livelihood Security to Support Standardization of Sustainable Management Practices and Climate Change I.(yr)

Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

More in Nasional

error: Content is protected !!