Sorotjakarta,-
Sekolah Tinggi Keguruan dan Ilmu Pendidikan (STKIP) Panca Sakti, baru-baru ini (15/11/2018) bertempat di Gd. Sasono Langen Budoyo, TMII kembali menggelar prosesi sidang senat terbuka wisuda ke-X diikuti 960 wisudawan dan wisudawati.
Gelar wisuda ini dihadiri beberapa tamu undangan diantaranya Ketua Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LL-DIKTI) Wilayah IV, Prof, Dr. Uman Suherman, Ketua Umum Asosiasi Perguruan Tinggi Swasta Indonesia, Dr, Budi Djatmiko, Ketua Dewan Pembina Yayasan, Dr, Zahruddin, Ketua Yayasan, senat mahasiswa dan para dosen termasuk orang tua/wali peserta wisuda.
Ketua LL-Dikti wilayah IV, Uman Suherman pada kata sambutannya menegaskan peran penting para pendidik dalam upaya mencerdaskan anak bangsa agar mampu bersaing dan memiliki kompetensi di tengah masyarakat global.
Dikatakan Uman Suherman, Indonesia merupakan negara berpenduduk ke-4 terbesar di dunia namun harus diakui bahwa kualitas Indonesia masih belum membanggakan, kualitas kita masih kalah jauh dengan negara lain, data menunjukkan bahwa negara Indonesia di bidang daya saing dan inovasi, Indonesia menduduki pringkat ke 87 dari 137 negara yang dinilai, jika dibandingkan dengan negara Singapura ia berada pada posisi ke-3, kemudian Malaysia yang senantiasa bersaing dengan kita berada pada posisi ke 23 bahkan Tailan pun masih di atas kita dengan rangking ke-32, sedangkan Indonesia berada di posisi memprihatinkan,” tegas Uman Suherman.
“Janganlah dijadikan alasan karena Indonesia memiliki penduduk terbesar ke-4 di dunia, lalu sulit untuk maju dan berkualitas, sebagai guru dan calon guru ini merupakan tantangan dan harus mencari solusi terkait penyebab kurangnya kualitas di bidang inovasi,” tegas Uman.
Masih menurut Uman, satu-satunya pihak yang bertanggung-jawab atas melorotnya tingkat kualitas dan daya saing Indonesia salah satunya adalah pihak yang terlibat di bidang pendidikan, salah satunya adalah STKIP Panca Sakti termasuk para dosen dan civitas akademika, termasuk juga Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi, artinya apa, kalau pendidikan di Jawa Barat tidak maju maka yang bertanggung-jawab adalah Kepala LL-DIKTI Wilayah IV, sebab di Jabar dan Banten. Universitas negeri bisa dihitung dengan jari, yang paling banyak jumlahnya adalah perguruan tinggi swasta, jadi yang mengangkat harkat dan martabat dan masa depan anak didik di wilayah Jabar yang banyak berkontribusi terbesar adalah perguruan tinggi swasta. (yurike)
